Minggu, 03 Februari 2013

Prinsip-prinsip pengendalaian hama ( Faisal-13 )

PRINSIP-PRINSIP PENGENDALIAN HAMA

Tujuan Pengendalian : mengupayakan agar populasi hama
tidak menimbulkan kerugian, melalui cara-cara pengendalian
yang efektif, menguntungkan, dan aman terhadap lingkungan

Ada 2 Pendekatan :
Proaktif : Upaya mengekang perkembangan hama agar populasinya
tetap di bawah ambang ekonominya
• Penanaman varietas tahan
• Cara bercocok tanam
• Penggunaan musuh alam

Reaktif : Upaya menekan perkembangan hama agar populasinya
kembali di bawah ambang ekonominya
Umumnya berupa pengendalian kimiawi

CARA PENGENDALIAN HAMA
1. Pengendalian Hama dengan peraturan/ perundang-undangan/
karantina

Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah sehubungan
dengan kegiatan pertanian dan pengendalian hama
Karantina; Dinas yang mengawasi lalu lintas manusia, hewan dan
tumbuhan antar daerah atau antar pulau
Untuk hewan dan tumbuhan ⇒ karantina pertanian
Sejarah: suatu kapal tidak boleh berlabuh karena awak kapal
terserang wabah penyakit dan mereka ditahan selama 40 hari
(Quarantine)

¤Tindakan karantina:
- Perlakuan pestisida
- Pelarangan masuk
- Pemusnahan/eradikasi

¤Sertifikasi
Keterangan yang membuktikan bahwa
tanaman/hewan tersebut sehat sehingga dapat
dibudidayakan/diternakkan dan dapat
dikeluarkan/dimasukkan dari dan ke daerah atau Negara.
2. Pengendalian Hama dengan bercocok tanam atau kultur teknis

a) Pengolahan/pengerjaan tanah
Ditujukan terhadap hama yang dalam siklus hidup
mempunyai fase di dalam tanah

Contoh : Larva famili Scarabaeidae (lundi), larva
penggerek batang padi putih (pada pangkal padi) yang
berdiapauseb) Sanitasi
¤ Pembersihan lahan dari sisa-sisa tanaman terdahulu atau gulmanya
¤ Pencabutan tanaman terserang

c) Pemupukan
Pemupukan yang berimbang dengan kebutuhan tanaman ant c) Pemupukan
Pemupukan yang berimbang dengan kebutuhan tanaman antara N, P,
K dan unsur-unsur mikro → tanaman sehat → tahan serangan hama

d) Pengairan
Pengairan Irigasi :
Secara langsung : Scirpophaga innotata, Nymphula depunctalis
Secara tidak langsung : perubahan iklim mikro terutama RH

e) Tanam serempak
• Harus dilaksanakan di areal yang cukup luas,
minimal satu hamparan dengan golongan air
yang sama

• Tujuannya untuk membatasi
perkembangbiakan serangga hama

Contoh :
- Pengendalian walang sangit → pada padi
- Pengendalian lalat kacang → pada kedelai
(menyerang kotiledon kedelai)
Pengendalian ini secara tidak langsung
mengurangi populasi, yaitu memeratakan
serangan per petak (dikonsentrasikan pada
petak yang banyak makanannya)

3. Pengendalian hama dengan menggunakan varietas resisten

Cara ini tidak termasuk cara bercocok tanam,
karena yang diganti bukan cara tanam tetapi
verietasnya (resisten tidak sama dengan
kebal/immune)
Sifat resisten didasari oleh faktor genetic

Mekanisme resistensi :

- Non Preference (anti xenosis) → tidak dipilih sebagai tempat
hidup, tempat bertelur, sebagai makanan atau sebagai tempat
berlindung (sifat serangganya)

- Antibiosis (dari segi tanamannya) → terjadi pengaruh buruk
terhadap kehidupan serangga dalam hal:

* mortalitas pradewasa meningkat
* siklus hidup memanjang
* Keperidian (jumlah telur yang mampu dihasilkan imago
betina) menurun
* Lama hidup imago menurun

- Toleransi (dari segi tanamannya) → tanaman dapat mentolelir
kerusakan akibat serangan serangga sehingga tanaman tersebut
masih dapat hidup dan membentuk bagian-bagian yang baru →
masih berproduksi dengan baik4. Pengendalian secara Fisik dan Mekanik
Fisik : faktor-faktor fisik seperti suhu, kelembaban, cahaya, suara
Mekanik : penghalang (barier) pukulan atau tekanan mekanis

a. Suhu (temperatur)
Dapat digunakan suhu tinggi atau rendah

b. Kelembaban
Kelembaban relatif diantara tanaman dapat juga diatur dengan
mengatur jarak tanam dari pohon pelindung/ peneduh

c. Cahaya
Serangga fototropik positif (tertarik cahaya), fototropik negatif
(menghindari cahaya); Penggunaan lampu perangkap untuk
menangkap serangga fototropik positif
Kutu daun tertarik dengan warna kuningd) Suara
Penggunaan gelombang ultrasonik



e) Penghalang (barier mekanik)
Penggunaan pagar seng, plastik, atau parit/selokan (Spodoptera) →
nokturnal (aktif malam hari)
Penggunaan plastik pembungkus pada buah

f) Penggunaan alat penghancur/pemotong (Chrusher di Amerika
Serikat)
Di Amerika Serikat digunakan untuk memotong/menghancurkan
batang jagung setelah panen agar penggerek batang jagung yang
ada di dalam terbunuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar