Senin, 28 Januari 2013

sistem ekskresi pda manusia(mito 9d)

Ekskresi merupakan proses pembuangan zat-zat sisa dari metabolisme tubuh. Zat ini perlu dibuang karena dapat menjadi racun pada tubuh manusia. Organ-organ ekskresi pada manusia mencangkup kulit, paru-paru, hati, dan ginjal. Berikut untuk lebih jelasnya.

 1. Kulit

Kulit manusia secara garis tersusun dari epidermis dan dermis. Pada epidermis kulit terdapat lapisan yang aktif mengelupas, penghasil pigmen warna, dan sebagai sel induk yang aktif membelah. Sedangkan pada dermis terdapat kelenjar keringat, kelenjar minyak, saraf, akar rambut, pembuluh darah, dan otot-otot penegak rambut.

Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dan penerima rangsangan. Sebagai organ ekskresi, kulit berfungsi untuk mengeluarkan keringat. Dimana keringat tersebut terkandung zat yang harus dibuang seperti air, garam, dan urea.

 2. Paru-paru

Paru-paru merupakan salah satu organ yang berperan dalam proses ekskresi. Letak paru-paru berada pada rongga dada dan berjumlah sepasang. Bagian paling ujung dari saluran paru-paru adalah alveolus. Alveolus merupakan tempat terjadinya difusi gas CO2 dan O2 dengan pembuluh darah. CO2 inilah yang harus dibuang keluar tubuh. Pada manusia, CO2 merupakan gas yang dihasilkan dari metabolisme tubuh.

 3. Hati

Hati merupakan kelenjar yang termodifikasi dari bagian usus. Sebagai organ ekskresi, hati mengeluarkan zat sisa berupa empedu. Empedu merupakan cairan jernih kehijauan, didalamnya mengandung zat warna empedu, garam empedu, dan kolesterol. Zat warna empedu terbentuk dari rombakan eritrosit yang telah tua atau rusak, yang ditangkap oleh sel histiosit pada hati.

 4. Ginjal

Ginjal atau ren merupakan alat ekskresi utama pada manusia. Jumlahnya sepasang berbentuk seperti biji kacang dan terletak di daerah pingang kanan dan kiri. Ginjal dilapisi dengan lemak. Fungsi ginjal sebagai alat ekskresi, yaitu mengeluarkan urea, mengatur keseimbangan air dan garam dalam darah, dan substansi asing seperti obat dan racun.

Setiap ginjal terdiri dari bagian korteks dan medula. Korteks pada ginjal terdapat badan malpighi dan tubulus kontortus, baik proksimal maupun distal. Sedangkan pada medula terdapat tubulus kolektivus dan lengkung henle. Bagian tubulus kolektivus bermuara pada ruang ginjal atau pelvis renalis.

Unit struktural dan fungsional ginjal disebut nefron. Nefron terdiri dari bagian-bagian seperti glomelurus dan kapsula bowman dalam badan malpighi, dan tubulus kontortus yang terdiri dari tubulus kontortus proksimal dan distal, dan tubulus kolektivus.

 ♦ Proses pembentukan urin pada ginjal

   a. Filtrasi

Filtrasi adalah proses penyaringan darah dalam glomerulus dan kapsula bowman. Darah yang mengalir pada glomelurus akan di filtrasi dalam kapsula bowman. Hasil dari filtrasi ini adalah urine primer. Dalam urine primer terkandung air, gula, asam amino, garam-garam, urea, serta asam urat.

   b. Reabsorbsi

Reabsorbsi adalah proses penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna yang terkandung dalam urine primer. Proses reabsorbsi terjadi pada tubulus kontortus proksimal. Proses ini menyerap zat-zat seperti gula, asam amino, ion-ion, zat keratin, asam askorbat. Hasil dari proses reabsorbsi adalah urine sekunder, yang akan diteruskan ke lengkung henle dan memasuki fase augmentasi pada tubulus kontortus distal.

   c. Augmentasi

Augmentasi merupakan proses penambahan kembali zat-zat yang tidak berguna. Proses augmentasi terjadi pada tubulus kontortus distal, yaitu dengan menambahkan ion kalium, ion hidrogen, dan ion ammonium. Dari proses ini, maka dihasilkan urine murni yang selanjutnya akan  dikirim ke tubulus kolektivus dan bermuara ke pelvis renalis. Setelah mencapai pelvis renalis, urine akan menuju kandung kemih melewati saluran ureter. Urine akan ditampung pada kandung kemih hingga akhirnya dikeluarkan dari tubuh menggunakan uretra.

Pada manusia, banyaknya urine yang dihasilkan yaitu tergantung dari beberapa faktor antara lain emosi, banyaknya cairan yang kita minum, banyaknya garam yang harus dikeluarkan, kadar hormon ADH atau antideuretika atau vasopresin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar